It’s Better Than Love

April 10, 2009

Sabtu 4 April lalu, saya dateng ke acara bedah karakter di IM Telkom yang di Surapati. Acaranya cukup seru. Yang pasti, pembicaranya pengarang Ayat-Ayat  Cinta alias Habiburrahman El-Shirazy, yang akrab disapa Kang Abik. Sebenernya pembicaranya ada dua, selain Kang Abik ada Eman Sulaeman, beliau pengarang buku juga. Tapi yang bikin saya tertarik tentu  saja keberadaan Kang Abik di acara itu.

Acara dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama diisi oleh Kang Eman. Oya, setiap sesi ada moderatornya, yaitu Kang Agus Almuhajir, yang suka dengerin Radio MQ pasti tau. Ini kali kedua saya melihat wajah Kang Agus  setelah sekian lama saya cuma dengerin suaranya  doank dari radio. Kembali ke acara. Disesi satu ini saya rasa cukup ngebosenin, yang ada malah ngantuk (mungkin karena semalam saya bergadang). So, saya gak terlalu merhatiin. Saya sempet ke luar (ke toilet) buat cuci muka dan mengalihkan suasana. terus pas ke dalem lagi, akhirnya sesi satu hampir berakhir. Dan, tibalah sesi dua (yang saya tunggu2).

Kang Abik akhirnya muncul dari belakang peserta dan langsung menuju panggung. Jujur, sebenernya saya pengen banget photo bareng beliau, tapi sayang saya gak bawa kamera (gak punya, hehe…). Di sesi dua ini Kang Abik mengupas karakter tokoh2 yang ada di buku ketika Cinta Bertasbih, yang filmnya sedang dalam proses produksi. Kang Abik pun sempat promosi menayangkan trailernya melalui layar proyektor (cukup terharu).  FYI, film KCB akan tayang 11 Juni nanti.

Singkat cerita, tibalah sesi tanya-jawab. Dari tiga pertanyaan, ada satu pertanyaan menarik, yaitu, “Apa itu sebenarnya cinta?”. Dan yang lebih menarik lagi, Kang Abik menunjuk beberapa peserta dan menanyai mereka tentang definisi cinta menurut versi masing2. Tentu saja jawabannya beragam. Tapi Kang Abik membenarkan semua jawaban mereka. Dan Kang Abik pun ternyata mempunyai pendapat sendiri mengenai definisi cinta, kurang lebih seperti ini :

Cinta adalah perasaan indah di dalam hati, yang bisa membahagiakan bagi yang merasakannya, dan memberikan manfaat di dunia dan akhirat.

Kemudian beliau melanjutkan, “Cinta seperti itu adalah cinta yang didasari dengan ketakwaan.”

Di dalam Al-Quran dijelaskan, manusia yang saling mencintai di dunia akan saling membenci di akhirat  kelak, kecuali yang bertaqwa. Terbayangkah jika orang yang kita cintai kelak akan membenci kita? Contoh sederhananya, misalnya ada dua orang sahabat yang sudah lama bersahabat. Mereka saling menyayangi, boleh dikatakan sehidup semati. Pada suatu hari, salah satu dari mereka (Si A) mengajak Si B untuk nongkrong. Kemudian mereka minum2 sampai mabuk. Maka di akhirat nanti Si B akan ditanya mengapa pada waktu itu dia mabuk. Si B pun  akan menjawab  bahwa dia melakukan hal tersebut karena  diajak oleh Si A. Namun Si A akan membantah, “salah siapa mau diajak?” … dan seterusnya. Mereka saling menyalahkan satu sama lain. Padahal ketika di dunia mereka amat saling menyayangi. Hal serupa bisa terjadi pada pasangan suami-istri, ibu dan anak, guru dan siswa, sahabat, dll.

Dari situ saya sedikit faham akan hakikat cinta sebenarnya. Cinta memang anugerah. Tetapi ketika cinta itu dianugerahkan kepada kita, kita harus bisa  dan tau bagaimana me-manage-nya. So, It’s better than love…